Menurut
Surzycky (2000) dalam Nurlaely (2016) terdapat beberapa macam metode isolasi DNA antara lain :
Teknik pengujian polimorfisme DNA
berdasarkan pada amplifikasi dari segmen-segmen DNA acak yang menggunakan
primer tunggal yang sekuen nukleotidanya ditentukan secara acak. Primer tunggal
ini biasanya berukuran 10 basa. PCR dilakukan pada suhu anealing yang rendah
yang memungkinkan primer menempel pada beberapa lokus pada DNA. Aturan
sederhana untuk primer adalah terdiri atas 18-28 susunan basa dengan persentase
G+C 50-60%.
b)
Metode CTAB
Menghasilkan
pita DNA yang berukuran tebal dan dapat memisahkan DNA dari polisakarida karena
adanya perbedaan karakteristik kelarutan (differensial of solubility).
Disamping deperoleh fragmen DNA, dengan metode CTAB juga akan diperoleh RNA
dengan pita tipis yang terletak jauh berada di bawah pita DNA. Keberadaan pita
RNA tergantung bahan yang diekstraksi.
Mengunakan senyawa Phenol-choloroform-isoamyl alcohol, Metode
standard untuk ekstraksi DNA, Akhir-akhir ini ditinggalkan, karena sifat toksik
phenol.
d) Salting Out
Menggunakan garam konsentrasi tinggi (NaCl 6 M), untuk medenaturisasi
protein menggunakan Proteinase K untuk denaturasi protein
Metode ini lebih cepat dibanding dua metode sebelumnya, Thiocyanate
bersifat toksik, untuk lisis dinding sel, Memerlukan chloroform untuk
denaturasi protein.
f)
Silica Gel
Silica gel dapat mengikat DNA dengan perantaraan garam/buffer
tertentu (NaI), Cepat, tetapi recovery DNA kurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar