DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
i
DAFTAR ISI..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................
4
1.2 Rumusan
Masalah...............................................................................
5
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................
5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogeokimia........................................................................
6
2.2 Siklus
Nitrogen.....................................................................................
6
2.3 Daur
Sulfur...........................................................................................
11
2.3.1 Pengertian Siklus Sulfur..............................................................
12
2.3.2 Daur belerang..............................................................................
13
2.3.3 Proses
Terjadinya Siklus Sulfur..................................................
13
2.3.4 Fungsi Siklus Sulfur.......................................................... ..........
14
2.4 Daur Fosfor...........................................................................................
15
2.4.1 Proses daur Fosfor.......................................................................
16
2.4.2 Fungsi fosfor................................................................................
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................
18
3.2 Saran......................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biosfer terdiri dari semua organisme hidup dan
lingkungan biosfer membentuk “shell” (kulit), relatif tipis di sekeliling bumi,
berjarak hanya beberapa mil di atas dan di bawah permukaan air laut. Kecuali
energi, biosfir sudah bisa mencukupi dirinya sendiri, semua persyaratan hidup
yang lain seperti air, oksigen, dan hara dipenuhi oleh pemakaian dan daur ulang
bahan yang telah ada dalam sistem tersebut.
Materi yang menyusun tubuh organisme berasal dari
bumi. Materi yang berupa unsur-unsur terdapat dalam senyawa kimia yang
merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Siklus biogeokimia adalah
siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik
dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya
melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan
abiotik.
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun
benda mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun atas unsur-unsur kimia
antara lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor
(P). Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi dimanfaatkan
produsen untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang
berasal dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber
energi bagi organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai makanan
menngakibatkan aliran materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai yang
lain. Walaupun mahluk hidup dalam satu rantai makanan mati, aliran materi akan
tetap berlangsung terus. Karena mahluk yang mati tersebut diurai oleh
dekomposer yang akhirnya akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya. Demikian
interaksi ini terjadi secara terus menerus sehingga membentuk suatu aliran
energi dan daur materi.
Mahluk hidup, terutama tumbuhan ikut mendapat
pengaruh yang cukup signifikan dari suplai hara dan energi. Di alam, semua
elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan keluar dari sistem untuk menjadi mata
rantai siklus yang lebih luas dan bersifat global. Namun demikian ada suatu kecenderungan
sejumlah elemen beredar secara terus menerus dalam ekosistem dan menciptakan
suatu siklus internal. Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena
prosesnya menyangkut perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio)
dan kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai
mekanisme umpan-balik yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus itu dalam keseimbangan.
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
BIOGEOKIMIA
Biogeokimia adalah pertukaran atau
perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak
hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang.
Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang.
Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan
air. Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik)
sehingga disebut Daur Biogeokimia.
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai
siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai
oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik,
sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
2.2 SIKLUS NITROGEN
Nitrogen merupakan unsur senyawa kimia yang paling banyak
terdapat di atmosfer. Jumlahnya sekitar80%. Nitogen bebas di udara dapat
bereaksi dengan hirogen atau oksigen dengan bantuan dari petir yang di sebut
proses elektrisasi.
Senyawa nitrogen memiliki pengaruh yang besar terhadap
kualitas air, secara biologi tersedia sebagai nutrient untuk tanaman atau
sebagai racun terhadap manusia dan kehidupan air. Nitrogen di atmosfer adalah
sumber utama semua jenis nitrogen, tetapi tidak secara langsung tersedia untuk
tanaman sebagai nutrient karena ikatan tiga N2 terlalu kuat
untuk dipecahkan oleh fotosintesa. Konversi nitrogen di atmosfer menjadi bentuk
kimia lain disebut fiksasi dan dibantu oleh bakteri tertentu yang ada di air,
tanah dan akar alfalfa, semanggi, kacang polong, buncis, dan kacang lainnya.
Petir di atmosfer juga sebagai sumber fiksasi nitogen karena suhu tinggi yang
dihasilkan dari sambaran petir cukup untuk memecah ikatan N2 dan
O2, sehingga memungkinkan terbentuknya nitrogen oksida. Nitrogen
oksida yang dibuat dalam petir larut dalam air hujan dan diserap oleh akar
tanaman, sehingga memasuki subcycles nutrisi nitrogen (lihat
Gambar Siklus Nitrogen). Tingkat di mana nitrogen di atmosfer dapat memasuki
siklus nitrogen oleh proses alam terlalu sedikit untuk mendukung produksi
pertanian yang intensif akhir-akhir ini. Kekurangan nitrogen tetap harus
ditambah dengan pupuk yang mengandung nitrogen hasil proses industri, yang
berasal dari bahan bakar minyak bumi. Pertanian modern skala besar telah
berhasil membuat sebuah metode untuk mengkonversi minyak ke dalam makanan.
Gas nitrogen ikatannya stabil dan
sulit bereaksi, sehingga tidak bisa dimanfaatkan secara langsung oleh makhluk
hidup. Nitrogen dalam tubuh makhluk hidup merupakan komponen penyusun asam
amino yang akan membentuk protein. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan
hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat atau petir membentuk nitrat (NO).
Tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk nitrit ataupun nitrat dari dalam tanah
untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika tumbuhan dimakan oleh herbivora,
nitrogen yang ada akan berpindah ke tubuh hewan tersebut bersama makanan.
Ketika tumbuhan dan hewan mati ataupun sisa hasil ekskresi hewan (urine) akan
diuraikan oleh dekomposer menjadi amonium dan amonia. Oleh bakteri nitrit
(contohnya Nitrosomonas), amonia akan diubah menjadi nitrit, proses ini disebut
sebagai nitritasi. Kemudian, nitrit dengan bantuan bakteri nitrat (contohnya
Nitrobacter) akan diubah menjadi nitrat, proses ini disebut sebagai proses
nitratasi. Peristiwa proses perubahan amonia menjadi nitrit dan nitrat dengan
bantuan bakteri disebut sebagai proses nitrifikasi. Adapula bakteri yang mampu
mengubah nitrit atau nitrat menjadi nitrogen bebas di udara, proses ini disebut
sebagai denitrifikasi. Di negara-negara maju, nitrogen bebas dikumpulkan untuk
keperluan industri. Selain karena proses secara alami melalui proses
nitrifikasi, penambahan unsur nitrogen di alam dapat juga melalui proses buatan
melalui pemupukan. Reaksi kimia pada proses nitrifikasi adalah sebagai berikut.



Di alam, Nitrogen terdapat dalam
bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai
senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer
nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah
nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi
nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri
Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium.
Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi
nitrogen.
Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi
biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya
jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak
(NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan
amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi
nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan
cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses
yang disebut denitrifikasi.
Nitrogen yang diperlukan adalah
dalam bentuk senyawa bukan dalam bentuk unsur. Senyawa nitrogen diperoleh
ketika petir keluar dan menyebabkan nitrogen bersenyawa menjadi nitrat. Selain
melalui petir juga dapat melalui bakteri Rhizobium yang
bersimbiosis pada tumbuhana kacangh-kacangan membentuk bintil akar. Tumbuhan
menyerap nitrat dari tanah untuk dijadikan protein lalu tumbuhan dimakan olejh
konsumer senyawa nitrogen pindah ke tubuh hewan. Urin, bangkai hewan, dan
tumbuhan mati akan diuraikan oeh pengurai jadi amonium dan amonia.
Bakteri Nitrosomonas mengubah amonia tersebut menjadi
nitrit, kemudian bakteri Nitrobacter merubahnya menjadi
nitrat (NO3). Kemudian nitrat ini diserap oleh tumbuhan. (Proses
perubahan nitrit menjadi nitrat disebut Nitrifikasi Perubahan
nitrit atau nitrat menjadi nitrogen bebas disebut denitrifikasi
Bakteri pemecah akan memecah protein
dalam tubuh organisme mati atau hasil sisa mereka menjadi amonium,
kemudian nitrit atau nitrat dan akhirnya menjadi gas nitrogen yang mana
kana dilepaskan ke atmosfer dari mulai nitrogen diikat dan berputar lagi.
Semua hewan hanya memperoleh nitrogen organik dari tumbuhan atau hewan lain
yang dimakannya. Ketika makhluk hidup mati, materi organik yang
dikandungnya akan diuraikan kembali oleh dekomposer sehingga nitrogen dapat
dilepaskan sebagai amonia. Dekomposisi nitrogen organik menjadi amonia lagi disebut amonifikasi.
Proses tersebut dapat dilakukan oleh beberapa bakteri dan makhluk hidup
eukariotik.
Berikut adalah beberapa bakteri yang
terlibat dalam daur nitrogen:
·
Nitrosomonas mengubah amonium/amonia menjadi nitrit.
·
Nitrobactar mengubah nitrit menjadi nitrat
·
Rhizobium menambat nitrogen di udara.
·
Bakteri hidup bebas pengikat nitrogen seperti Azotobacter
(aerobik) dan Clostridium (anaerobik).
·
Alga biru hijau pengikat nitrogen seperti Anabaena,
Nostoc, dan anggota-anggota lain dari ordo Nostocales.
·
Bakteri ungu pengikat nitrogen seperti Rhodospirillum.
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa
yang mengandung unsure nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang
lain. Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa
proses penting pada siklus nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen,
mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
Walaupun terdapat sangat banyak molekul nitrogen di dalam
atmosfer, nitrogen dalam bentuk gas tidaklah reaktif. Hanya beberapa organisme
yang mampu untuk mengkonversinya menjadi senyawa organik dengan proses yang
disebut fiksasi nitrogen.
Fiksasi nitrogen yang lain terjadi karena proses geofisika,
seperti terjadinya kilat. Kilat memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan, tanpanya tidak akan ada bentuk kehidupan di bumi. Walaupun demikian,
sedikit sekali makhluk hidup yang dapat menyerap senyawa nitrogen yang
terbentuk dari alam tersebut. Hampir seluruh makhluk hidup mendapatkan senyawa
nitrogen dari makhluk hidup yang lain. Oleh sebab itu, reaksi fiksasi nitrogen
sering disebut proses topping-up atau fungsi penambahan pada
tersedianya cadangan senyawa nitrogen.
Vertebrata secara tidak langsung telah mengonsumsi nitrogen
melalui asupan nutrisi dalam bentuk protein maupun asam nukleat. Di dalam
tubuh, makromolekul ini dicerna menjadi bentuk yang lebih kecil yaitu asam
amino dan komponen dari nukleotida, dan dipergunakan untuk sintesis protein dan
asam nukleat yang baru, atau senyawa lainnya.
Sekitar setengah dari 20 jenis asam amino yang ditemukan
pada protein merupakan asam amino esensial bagi vertebrata, artinya asam amino
tersebut tidak dapat dihasilkan dari asupan nutrisi senyawa lain, sedang
sisanya dapat disintesis dengan menggunakan beberapa bahan dasar nutrisi,
termasuk senyawa intermediat dari siklus asam sitrat.
Asam amino esensial disintesis oleh organisme invertebrata,
biasanya organisme yang mempunyai lintasan metabolisme yang panjang dan
membutuhkan energi aktivasi lebih tinggi, yang telah punah dalam
perjalanan evolusi makhluk vertebrata.
Nukleotida yang diperlukan dalam sintesis RNA maupun DNA
dapat dihasilkan melalui lintasan metabolisme, sehingga istilah
"nukleotida esensial" kurang tepat. Kandungan nitrogen pada purina
dan pirimidina yang didapat dari asam amino glutamina, asam aspartat dan
glisina, layaknya kandungan karbon dalam ribosa dan deoksiribosa yang didapat
dari glukosa.
Kelebihan asam amino yang tidak
digunakan dalam proses metabolisme akan dioksidasi guna memperoleh energi.
Biasanya kandungan atom karbon dan hidrogen lambat laun akan membentuk CO2 atau
H2O, dan kandungan atom nitrogen akan mengalami berbagai proses
hingga menjadi urea untuk kemudian diekskresi. Setiap asam amino memiliki
lintasan metabolismenya masing-masing, lengkap dengan perangkat enzimatiknya.
2.3 DAUR SULFUR
2.3.1 Pengertian Siklus Sulfur
Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida
menjadi sulfur diokasida lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen
sulfida lagi.
Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah
sulfur ditemukan dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida
dan didalam tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika
ion-ion sulfat di serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein
dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein
tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa
sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut
diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang terkandung
dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka
gas akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan
tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen
sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di
lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di
udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan
hidrogen sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan bantuan bekteri akan
diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap
kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara.
Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air
membentuk asam sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan
asam.
Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara
seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam
dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam
tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh
tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati
diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus
sulfur atau daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen
penting penting seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur
menjadi senyawa belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi.
Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas
mikrorganisme. beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur
adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan
bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk
hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof
anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi
yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab
pada setiap proses trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S → S → SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau
dan ungu.
2. SO4 → H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi
reduksi sulfat Anaerobik.
3. H2S → SO4 => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi
oksidasi sulfide aerobik.
4. Sulfur organik → SO4 + H2S, => mikroorganisme
heterotrofik aerobik dan anaerobik.
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfur
anorganik, sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang
terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida
ini seringkali mematikan mahluk diperairan dan pada umumnya dihasilkan dari
penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk
sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai
makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya
oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum
dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfide dalam bentuk
hydrogen sulfide (H2S) kemudian H2S digunakan bakteri
fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen.
Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrop seperti Thiobacillus.
2.3.2 Daur belerang
Belerang atau sulfur merupakan unsur
penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat
(SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke
hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi
sulfat lagi. Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral
tanah. Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan
batubara.
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :
2.3.3 Proses
Terjadinya Siklus Sulfur
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran
bahan bakar fosil batu bara atau terjadi akibat adanya aktifitas gunung
berapai, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur oksida itu
akan berada diawan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan
mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan
asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah
menjadi Sulfat yang sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam
bentuk anorganik (SO4), sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam
ketubuh tanaman/ tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar .Sulfur akan
direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida.

2.3.4 Fungsi
Siklus Sulfur
Ø Membantu pembentukan butir hijau
daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
Ø Menambah kandungan protein dan
vitamin hasil panen.
Ø Meningakatkan jumlah anakn yang
menghasilkan (pada tanaman padi).
Ø Berperan penting pada proses
pembulatan zat gula.
Ø Memperbaiki warna, aroma, dan
kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).
Ø Memperbaiki aroma, mengurangi
penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi & bawang merah
2.3.5 Dampak positif
dan dampak negatif sulfur
Ø Dampak Positif
Belerang dapat digunakan untuk industry kertas sulfit,
pupuk,fungisida, mengsterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering
dan , merupakan insulator yang baik.
Ø Dampak Negatif
Belerang juga memiliki dampak negatif yaitu pencemaran udara
dan merusak atmosfer.
2.4 DAUR FOSFOR
Keberadaan fosfor pada organisme hidup sangat kecil, tetapi peranannya
sangat diperlukan. Atom fosfor hanya ditemukan dalam bentuk senyawa fosfat
(PO43-). Fosfat diserap oleh tumbuhan dan
digunakan untuk sintesis organik. Fosfor banyak dikandung oleh
asam nukleat, yaitu bahan yang menyimpan dan mentranslasikan
sandi genetik. Atom fosfor juga merupakan dasar bagi ATP (Adenosine
Tri Phospat) berenergi tinggi yang digunakan untuk respirasi seluler
dan fotosintesis. Selain itu merupakan salah satu mineral penyusun tulang dan
gigi.
2.4.1 Proses daur Fosfor
Reservoir yang
ebsar dari fosfor bukanlah udara melainkan , melainkan batu batuan atau endapan
endapan lain ang telah terbentuk pada abad abda geologis yang telah lalu. Dan
tu semua secara berangsur-angsur terkikis, melepaskan fosfat kedalam ekosistem-
ekosistem, akan teteap i fosfat lebih banyak lepas ke laut, dimana sebagian
dari padanya diendapakan ke dalam sedimen-sedimen dangkal, dan sebagian lagi
hilang ke dalam sedimen sedimen dalam(Odum.1993:113).
Fosfor merupakan
komponen yang sangat langka dalam organisme tak hidup. Produktivitas
ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah ditingkatkan.
Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan fosfat di
dalam tanah. Contohnya adalah akibat hujan asam. Setelah produsen
menggabungkan fosfor ke dalam bentuk biologis, fosfor dipindahkan ke
konsumen dalam bentuk organik. Setelah itu, fosfor ditambahkan kembali ke
tanah melalui ekskresi fosfat oleh hewan dan bekteri penguarai detritus.
Humus dan
partikel tanah mengikat fosfat sedemikian rupa, sehingga siklus fosfor
terlokalisir dalam ekosistem. Namun, fosfor dapat dengan mudah terbawa
aliran air yang pada akhirnya terkumpul di laut. Erosi yang terjadi akan
mempercepat pengurasan fosfat di samping pelapukan batuan yang sejalan
dengan hilangnya fosfat.
Fosfat yang
berada di lautan secara perlahan terkumpul dalam endapan yang kemudian
tergabung dalam batuan. Ketika permukaan air laut mengalami penurunan atau
dasar laut mengalami kenaikan, batuan yang mengandung fosfor ini menjadi
bagian dari ekosistem darat. Dengan demikian, fosfat mengalami siklus di
antara tanah, tumbuhan, dan konsumen dalam waktu tertentu. Diagram
terjadinya siklus fosfor dapat kalian lihat pada Gambar 1.
2.4.2 Fungsi fosfor
1. Organik
fosfor berada didalam ATP atau Adenosim Trifosfat, DNA atau Asam
Deoksiribonuleat, ARN atau Asam Ribonukleat.
2. Fosfor merupkan nutrisi
unsur hara bagi tumbuhan yang dapat membantu memepercepat pembelahan sel.
3. Fosfor
dibutuhkan untuk metabolisme kandungan karbohidrat, nukleat, serta lemak.
4. Selain itu fosfor juga memiliki kandungan lain ialah
sebagai pembuatan pupuk serta digunakan untuk pembuatan koreka api, peledak,
peptisida, detergem, serta kembang api bahaya fosfor
2.4.3 Bahaya Fosfor
1
Namun fosfor ini
bila penggunaananya disalahgunakan, ia bisa berubah menjadi sangat mengerikan.
Ia bisa diuabh menjadi sebuah bom yang memiliki kekuatan yang sangat besar dan
berbahaya bagi manusia
2
Pada ekosistem
laut apabila terjadi penyinaran cahaya matahari yang tinggi, maka akan
mempercepat pembelahan sel oleh alga yang salah satu penyebabbnya dipengarui
oleh unsur fosfat dalam tubuh alga sehingga menyebabkan “Blooming Alga”
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Biogeokimia
adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer
yang hidup dengan tak hidup.
Sedangkan daur nitrogen adalah transfer
nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah
nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi
nitrogen. Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya
jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak
(NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+).
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran
bahan bakar fosil batu bara atau terjadi akibat adanya aktifitas gunung
berapai, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer, atau udara sulfur oksida itu
akan berada diawan yang menjadi hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan
mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan
asam. Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur
dioksida atau hidrogen sulfida.
Fosfor merupakan
komponen yang sangat langka dalam organisme tak hidup. Produktivitas
ekosistem darat dapat ditingkatkan jika fosfor dalam tanah ditingkatkan.
Peristiwa pelapukan batuan oleh fosfat akan menambah kandungan fosfat di
dalam tanah.
3.2 SARAN
Keseimbangan siklus ini perlu dijaga. Jika aktivitas manusia tidak
memperhatikan lingkungan, keseimbangan unsur dalam siklus akan terganggu sehingga
proporsi komponen yang seharusnya menjadi bergeser. Akibat ketidakseimbangan
tersebut, terjadi berbagai masalah yang dampaknya tidak hanya berpengaruh
terhadap manusia, tetapi juga terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu
pemahaman mengenai keseimbangan siklus biogeokimia diperlukan untuk membuat
suatu rancangan manajemen lingkungan yang baik, termasuk lingkungan industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar